LANCAR, VISITASI AKRIDITASI LKSA-PSAA DI KOTA REOG

Ada  Panti  yang Menyambut Kedatangan Tim 

dengan Musik Hadroh


Pertemuan tim akreditasi dan peserta akreditasi

PONOROGO - Meski hanya 3 hari bertugas di Ponorogo, tapi akan jadi kenangan indah yang tidak terlupakan bagi Yulia Nadzifah, seorang asesor dari Kediri. Pengakuan itu bukan sekedar basa-basi, tapi  tulus keluar dari hati wanita kelahiran Malang ini. “Saya tidak merasa capek mengunjungi belasan panti asuhan di kota reog sejak tanggal 15-17 Juni 2020,” katanya kepada Seputar Ponorogo.

Bahkan ia pun sempat kaget karena begitu tiba langsung disambut dengan pertunjukan live music Hadrah. Jadi seperti menyambut rombongan pengantin saja. Tugasnya sebagai asesor sangat terbantu oleh kekompakan forum.

“Pokoknya kinerja Forum Daerah LKSA-PSAA Ponorogo patut dicontoh oleh daerah manapun. Mereka bekerja dengan  benar  dan  kompak, sehingga  tim tidak butuh waktu lama  ketika  mengadakan visitasi ke masing-masing panti,” ujar wanita kelahiran Malang ini.

Keluarga besar Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo bersama asesor

Karena itu Yulia optimis kelak nilai akreditasi juga memuaskan. Tidak perlu takut dapat nilai A, sebab  nilai maksimal tersebut tidak akan mengurangi subsidi dari pemerintah. Jadi kalau ada berita yang menyebutkan yang dapat nilai A subsidinya dihapus itu berita hoak, alias bohong,” pungkasnya kepada  seputar Ponorogo.

Sementara Idris Septrianto, Ketua Tim Akreditasi Forum Daerah LKSA-PSAA Kabupaten Ponorogo tahun 2019 menjelaskan, kalau kegiatan ini baru bisa dilaksanakan tahun 2020 karena ada perubahan. Dulunya pengisian instrument dilakukan secara manual, tapi atas perintah BALKS, pengisian harus secara online. Sedangkan Akreditasi yang baru bisa dilaksanakan di tahun 2020 ini diikuti oleh 2 LKS Anak dan 1 LKS Lanjut Usia yang baru pertama kali akreditasi serta 22 LKS Anak yang melaksanakan re akreditasi, dimana sebelum re akreditasi 22 LKS Anak ini mendapat penialain akreditasi B dan C dan sudah habis masa berlakunya.

Lebih lanjut dikatakannya, Kabupaten Ponorogo adalah yang mengawali akreditasi sistem online, dan Alhamdulillah berjalan lancar. Ini bukan prestasi yang kebetulan, tapi benar-benar dipersiapkan jauh hari sebelumnya.

Pimpinan Panti Asuhan Darul Muhsinin setelah acara visitasi akreditasi

Mulai dari menggelar acara bimtek sampai simulasi visitasi, kata Idris Septrianto sempat mengadakan  beberapa kali simulasi visitasi dengan teknologi aplikasi zoom. Karena itu ketika ada visitasi dari asesor, hasilnya  masing-masing panti sudah sangat siap. Tahun ini ada 2 asesor yang dikirim ke Ponorogo yakni Yulia Nadzifah memimpin tim 1 dan Septia Kurnia Sari di tim 2.

Jelasnya lebih dalam, di Ponorogo ada 45 LKSA-PSAA, tapi yang tahun ini ikut akreditasi dan re akreditasi  hanya 24. Sisanya 18 LKSA-PSAA akan re akreditasii tahun depan bersamaan dengan 6 LKSA-PSAA yang belum pernah ikut akreditasi. Akreditasi ini sebagaimana Permensos Nomor 17 Tahun 2012 bertujuan melindungi dari penyalahgunaan praktik pekerjaan sosial dan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial.
Pimpinan Panti Ali Muttaqien setelah pelaksanaan visitasi akreditasi


Sedangkan Nikmah Fauziah, salah seorang anggota pendamping dari peksos (pekerja sosial) menambahkan kalau tahun ini yang dikirim BALKS ke Ponorogo adalah asesor lokal. Ini tidak terlepas  dari  adanya pandemi virus corona atau covid 19 yang belum berakhir sampai sekarang.

Lebih  lanjut  dijelaskannya, dari 25 panti asuhan yang dikunjungi kemarin satu diantaranya adalah panti khusus lansia yaitu yang ada di Jambon. Kalau dapat nilai A itu masa berlakunya sampai 5 tahun. Kalau B masanya 3 tahun, sedangkan C hanya 2 tahun saja harus ikut akreditasi lagi.
Pimpinan Panti Al -Jawahiriyah foto bersama usai acara visitasi akreditasi


Sementara Ustadz Warsito, Wakil Kepala Panti Asuhan Muhammadiyah Ponorogo Jl. KBP Duryat berharap, pantinya dapat nilai A, setelah sebelumnya B. Harapan itu tidak berlebihan kalau mendasarkan pada  kemajuan yang dicapai, khususnya dalam hal program, layanan dan hasil layanan.

Pihaknya kata Warsito juga sangat memperhatikan masalah reunifikasi atau saat mengembalikan anak asuh kepada orang tua kandung. "Jangan sampai dipanti sudah dapat pembinaan baik, begitu pulang ke orang tua  malah tidak baik,” pungkasnya kepada Seputar Ponorogo. *
(reporter nur cahyono)





 









Related

PENDIDIKAN 7292611945145039030

Posting Komentar Default Comments

emo-but-icon

Populer

Terkini

item